Rabu, 23 Maret 2011

Ilmu Sosial Budaya Dasar Pertemuan ke-2

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah 
Ilmu Sosial Budaya Dasar
yang diampu oleh Drs. Ana Maulana, M.Pd



Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
(Makhluk polekbudpsikol)

A. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Manusia lahir sebagai makhluk individu yang bermakna tidak berbagi atau tidak bisa terpisahkan antara jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun secara rohani manusia sangat berbeda dengan makhluk apapun.  Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Setia manusia memiliki perbedaan, hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri, memiliki sifat, watak, keinginan dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya.
Kepribadian (personality) adalah susunan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiapindividu, perbedaan tersebut memberikan kepadanya suatu identitas sebagai indivdu yang khas.
Unsur-unsur kepriadian meliputi:
1. Pengetahuan, merupakan segala sesuatu yang kita ketahui sebagai hasil penggunaan panca indera (unsur-unsur akal yang mengisi alam jiwa). Pengetahuan meliputi unsur-unsur lain, yaitu:
  • Persepsi; seluruh proses akal manusia yang sadar.
  • Apersepsi; pengganbaran oleh manusia berbeda dengan foto, manusia tefokus pada bagian-bagian khusus diolah oleh akal fikir, digabung dengan penggambaran lama lalu diproyeksikan sebagai penggambaran baru dengan pengertian baru.
  • Pengamatan; suatu proyeksi saat diproyeksikan berfokus pada hal yang menarik, pada bagian-bagian khusus-khusus tadi pemusatan akal lebih intensif.
  • Konsep; menggabung membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengn bagian-bagian dari suatu penggambaran lain yang sejenis. Dengan proses akal, kemampuan manusia untuk membentuk suatu penggambaran yang abstrak yang dalam kenyataannya belum ada.
  • Fantasi; dalam pengamtan ada penggambaran yang ditambah-tambahkan, dibesarkan, dikurangi, dikecilkan pada bagian-bagian tertentu, ada pula digabungkan dengan penggambaran lain menjadi penggambaran lain yang dalam kenyataannya tidak ada penggambaran yang tidak realistik.
2. Perasaan, yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan poistif atau negatif.

3. Drive (dorongan), yaitu meliputi:
  • dorongan untuk mempertahankan hidup
  • seks
  • mencari makan
  • meniru
  • berbakti
  • keindahan
B. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk individu ternyata tidak bisa hidup sendiri, dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lainnya. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat.
Peranan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, yaitu manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia. Dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan norma-morma pengaturannya dalam dimensi sosial kewajiban dasar manusia. Kewajiban dasar mnusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
Terdapat norma-norma sosial sebagi patokan dalam bertingkah laku bagi manusia dikelompoknya. Norma-norma sosial itu ialah, norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum.

C. Manusia Sebagai Makhluk Politik

Sebagai makhluk politik manusia selalu mebutuhkan orang lain dan memiliki strategi dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan masyarakat dan organisasi sosial merupakan sebuah keharusan. Allah teklah memberi wata agresif yang alami bagi setiap makhluk. Manusia diberi kemampuan berfikir. Dengan akalnya manusia bisa mempertahankan hidupnya. Maka dari itu timbullah suatu cara agar manusia dapat memenuhi keinginannya dan bisa bersaing mengalahka orang lain yang dinamakan politik. Degan politik manusia bisa merencanakan dan menyusun strategi dalam bertindak, karena manuisia tidak bisa lepas dari yang namanya politik, maka dari itu manusia dinamakan sebagai makhluk politik.

D. Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia adalah makhluk berbudaya artinya makhluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaanbaik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebaga makhluk budaya, aga dapat dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan menyikapi berbagai problematikbudaya yang berkembang di masyaraat.

E. Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan manusia dalam memenuhi atau memuaskan kebutuhannya harus sesuai dengan kemampuannya. Keadaan inilah yang menunjukkan kedudukan manusia sebaga makhluk ekonomi.
Sbagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha memilih dan menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dengan memerhatikan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial, tidak merugikan orang lain, menggunakan sumber daya alam secara selektif, serta memerhatikan kelestarian lingkungan.

F. Manusia Sebagai Makhluk Psikologi

Manusia sebagai makhluk psikologi adalah makhluk yang memiliki harmoni jiwa, cinta, benci, jijik, terkadang stres dan sering lupa.



MANUSIA DAN PERMASALAHANNYA

Sebuah masalah dikatakan sebagai masalah sosial apabila bersangkutan dengan hubungan antar manusia dan menganggu keutuhan bermasyarakat. Pada dasarnya, masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 faktor, antara lain:
1. Faktor ekonomi: kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor budaya: perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor biologis: penyakit mrnular, kercunan makanan, dll.
4. Faktor psikologis: penyakit syaraf, aliran sesat, dll.


Untuk mengklasifikasikan suatu persoalan sebagai masalah sosial yaitu dengan tata kelakuan yang menyimpang dan ukuran-ukuran umumsegi moral.
Setiap masyarakat mempunyai ukuran yang berbeda waktu da tempat.

Masalah sosial menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat. Sedangkan problema sosial meneliti gejala-gejala abnormalmasyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan menghilangkannya. Oleh karena itu manusia tidak mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dari apa yang dianggap buruk.


Berikut ini merupakan salah satu potret dari permasalahan manusia



Rumah tidak layak huni milik keluarga miskin di Kab. Garut ternyata banyak sekali, mencapai lebih dari 2.100 unit tersebar di 42 kecamatan. Saat ini kondisi rumah tidak layak huni tersebut sudah sangat memprihatinkan. Di sisi lain, anggaran yang dimiliki Pemkab Garut untuk merehabilitasinya minim sekali.
Dikutip dari koran "PR", di intenet.


Gambar disamping merupakan sekelompok pelajar yang sedang melakukan perkelahian.
Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya. Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik.
Dikutip dari mitra remaja Tasikmalaya, di internet.















Minggu, 06 Maret 2011

Materi 1 ISBD By: Risma Rhostiani 09541077

A. Pengertian Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya

1. Ilmu Sosial

Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia). Dari filsafat lahir 3 cabang ilmu pengetahuan, yaitu:
·                     Natural Science (ilmu-ilmu alam, meliputi fisika, kimia, biologi)
·                     Social Science (ilmu-ilmu sosial, meliputi sejarah, politik, ekonomi)
·                     Humanities (ilmu-ilmu busdaya, meliputi bahasa, agama, kesenian) 
Ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. Ilmu-ilmu sosial belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat. Sedangkan yang menjadi objeknya adalah manusia yang selalu berubah-ubah. Untuk membedakan antara ilmu-ilmu sosial adalah focus of interest (pusat perhatian), misalnya ilmu ekonomi yang menjadi pusat yang dipelajarinya adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediaannya. Ilmu politik pusat perhatiannya mengenai kekuasaan manusia, dan seterusnya.

2. Ilmu Budaya

Ilmu budaya adalah ilmu pengetahuan mengenainaspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusiansebagai makhluk berbudaya(homohumanus), dan masalah-masalah yang menyertainya sering disebut sebagai humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Homohumanus meliputi, antara lain:
·                     Manusiawi; sikap yang menghatgai manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat tinggi dengan segala hak-haknya ( harus diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan).
·                     Berbudaya; perilakunya dituntun oleh akal budi sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan lingkungannya serta tidak bertentangan dengan kehendak Allah.
·                     Halus; kehalusan bertingkah laku, perbuatan lemah lembut, sopan santun, budi bahasa dan beradab (akhlak).
Kondisi Masyarakat Kini
·                     Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.
·                     Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi biasa.
·                     Sekularisasi adalah suatu “proses melalui mana sektor-sektor dalam masyarakat dan kebudayaan dilepaskan dari dominasi lembaga-lembaga dan simbol-simbol keagamaan".
Kondisi Pendidikan saat ini
·                     Politisasi pendidikan
·                     Sekularisasi pendidikan
·                     Over spesialisai
Untuk mengantisipasi dampak negatif kemajuan iptek dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekali peserta didik dengan kemampuan dasar diantaranya nilai-nilai kemandirian. Secara filosofis kemampuan tersebut berupa kemampuan dalam memahami, memaknai, dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, maupun sebagai bagian dari alam. Selain itu landasan rohani, landasan filsafat, dan landasan histori, sangat penting untuk memproteksi global impact


KONSEP PENDIDIKAN UMUM (General Education)

Pendidikan yang berkenaan dengan pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya
Pendidikan umum merupakan pendidikan yang komprehensif, yaitu mendidik kepala, hati, dan tangan (sasaranya rasio, rasa dan tingkah laku). 
General education lahir dilatarbelakangi oleh reaksi terhadap kecendrungan masyarakat modern yang mendewaan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan, sebagai akibat dari produk sistem pendidikan modern yang sekuler, yaitu pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal terabaikan.
Seharusnya, menurut Philip H. Phenix (1964:6), bentuk general education dikemas dalam enam pola, yaitu:
1.                  makna symbolicycs
2.                  makna empirics
3.                  makna esthetics
4.                  makna ethics
5.                  makna synoetics
6.                  makna synoptic

B. Pengertian Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

Fungsi ISBD

Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosialkebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswadalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehinggakepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar.

Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswasebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia yangdilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral.

Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis, peka,
dan arifpada mahasiswa untuk  memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk socialyang beradab serta bertanggungjawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.


Kompetensi ISBD

Menjadi ilmuwan dan profesional yang berpikir kritis, kreratif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis, serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya secara arif.

Tujuan ISBD
·                     Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk social dalam kehidupan bermasyarakat.
·                     Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
·                     Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahkluk social yang beradabdalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya dan mampu memecahkan masalah social budaya secara arif.

 Latar Belakang dilahirkannya ISBD


Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi memiliki tiga jenis kemampuan
yang meliputi: 
·                     Kemampuan personal : dimana para tenaga ahli diharapkanmemiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, seta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
·                     Kemampuan akademis : kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan , menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, seta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
·                     Kemampuan profesional: kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

Selasa, 01 Maret 2011

Materi 1 ISBD

A. Pengertian Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya

1. Ilmu Sosial

Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia). Dari filsafat lahir 3 cabang ilmu pengetahuan, yaitu:
  • Natural Science (ilmu-ilmu alam, meliputi fisika, kimia, biologi)
  • Social Science (ilmu-ilmu sosial, meliputi sejarah, politik, ekonomi)
  • Humanities (ilmu-ilmu busdaya, meliputi bahasa, agama, kesenian) 
Ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. Ilmu-ilmu sosial belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat. Sedangkan yang menjadi objeknya adalah manusia yang selalu berubah-ubah. Untuk membedakan antara ilmu-ilmu sosial adalah focus of interest (pusat perhatian), misalnya ilmu ekonomi yang menjadi pusat yang dipelajarinya adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediaannya. Ilmu politik pusat perhatiannya mengenai kekuasaan manusia, dan seterusnya.

2. Ilmu Budaya

Ilmu budaya adalah ilmu pengetahuan mengenainaspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusiansebagai makhluk berbudaya (homohumanus), dan masalah-masalah yang menyertainya sering disebut sebagai humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Homohumanus meliputi, antara lain:
  • Manusiawi; sikap yang menghatgai manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat tinggi dengan segala hak-haknya ( harus diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan).
  • Berbudaya; perilakunya dituntun oleh akal budi sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan lingkungannya serta tidak bertentangan dengan kehendak Allah.
  • Halus; kehalusan bertingkah laku, perbuatan lemah lembut, sopan santun, budi bahasa dan beradab (akhlak).
Kondisi Masyarakat Kini
  • Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.
  • Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi biasa.
  • Sekularisasi adalah suatu “proses melalui mana sektor-sektor dalam masyarakat dan kebudayaan dilepaskan dari dominasi lembaga-lembaga dan simbol-simbol keagamaan".
Kondisi Pendidikan saat ini
  • Politisasi pendidikan
  • Sekularisasi pendidikan
  • Over spesialisai
Untuk mengantisipasi dampak negatif kemajuan iptek dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekali peserta didik dengan kemampuan dasar diantaranya nilai-nilai kemandirian. Secara filosofis kemampuan tersebut berupa kemampuan dalam memahami, memaknai, dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, maupun sebagai bagian dari alam. Selain itu landasan rohani, landasan filsafat, dan landasan histori, sangat penting untuk memproteksi global impact


KONSEP PENDIDIKAN UMUM (General Education)

Pendidikan yang berkenaan dengan pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya
Pendidikan umum merupakan pendidikan yang komprehensif, yaitu mendidik kepala, hati, dan tangan (sasaranya rasio, rasa dan tingkah laku). 
General education lahir dilatarbelakangi oleh reaksi terhadap kecendrungan masyarakat modern yang mendewaan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan, sebagai akibat dari produk sistem pendidikan modern yang sekuler, yaitu pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal terabaikan.
Seharusnya, menurut Philip H. Phenix (1964:6), bentuk general education dikemas dalam enam pola, yaitu:
  1. makna symbolicycs
  2. makna empirics
  3. makna esthetics
  4. makna ethics
  5. makna synoetics
  6. makna synoptic

B. Pengertian Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

Fungsi ISBD

Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar.

Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswasebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia yangdilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral.

Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis, peka,
dan arifpada mahasiswa untuk  memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk socialyang beradab serta bertanggungjawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.


Kompetensi ISBD

Menjadi ilmuwan dan profesional yang berpikir kritis, kreratif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis, serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya secara arif.

Tujuan ISBD
  • Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk social dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahkluk social yang beradabdalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya dan mampu memecahkan masalah social budaya secara arif.

 Latar Belakang dilahirkannya ISBD

Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi memiliki tiga jenis kemampuan
yang meliputi: 
  • Kemampuan personal : dimana para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, seta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
  • Kemampuan akademis : kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan , menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, seta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
  • Kemampuan profesional: kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.